kata mereka demo itu simbol kebebasan bersuara, walaupun aku ga begitu setuju dengan iming2 hak asasi, tapi aku emang suka liat demo.. dari demo yg aman, cuman orasi yang hanya berjaya memacetkan dan hampir melumpuhkan sistem transportasi, hingga demo yang lebih berbentuk perang gerilya jaman moderen.
tapi demo kali ini agak istimewa, kasusnya tentang penambangan vs pembangunan.. statistiknya.. 100 orang polisi berdepan dengan 300 org irian.. 10 orang cedera, 8 dari polisi, 3 parah, dan hanya 2 org dari org irian yg tercedera kerna balingan batu..
kisah sebelumnya, brimob yang bersenjatakan rifle lari ketika meliat org irian yg tangan kosong langsung datang ke mereka tanpa rasa takut akan rifle yg ditodongkan pada mereka. apa mereka ini sangat berani? atau sangat marah hingga tidak menyayangkan nyawa mereka lagi? hingga mereka coba membakar lantai dasar gedung plaza 89.
seperti kayak perang saudara di tanah irian sendiri, suasana memanas dengan tarian perang. kalo ketika demo anwar ibrahim di dataran merdeka, pendemo berjejeran lari ditembak dengan air, disini mereka malah lebih senang, menari2 dibawah semprotan air dari polisi, seakan berpesta.
dan yang paling aku terkesan ialah mereka bisa bubar setelah diberitau bahawa polisi akan terpaksa bertindak jika mereka tidak menghentikan keganasan mereka. tapi mereka tidak berhenti setakat itu, esok mereka datang lagi memperjuangkan apa yg mereka pikirkan sebagai penindasan.
Post a Comment